Buku

Segmentasi Psikografis dalam Program Magazine Show Televisi "Funcation" Episode The Interesting Side Of Gunungkidul

Penciptaan karya ini bertujuan untuk memproduksi program melalui strategi seorang produser dalam menentukan segmentasi penonton untuk menghasilkan program yang modern dan menarik sesuai keinginan penonton berdasar riset. Informasi dan data untuk memproduksi program ini didasarkan pada kajian pustaka, observasi, dan wawancara. Sektor pariwisata di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan, hal ini didukung oleh akses informasi yang tidak terbatas terutama melalui saluran televisi yang mengusung program magazine show bertemakan wisata. Pada produksi sebuah program dipimpin langsung oleh seorang produser. Produser dalam merencanakan sebuah program harus menentukan segmentasi, targeting dan positioning agar audience yang dituju dalam penyampaian program bisa menjadi tepat sasaran. Selain itu, produser harus dapat memimpin sebuah jalannya produksi, juga mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan dalam tahap pra produksi hingga pasca produksi. Program ini berjudul FUNCATION, episode The Interesting Side of Gunungkidul, bertema wisata dan membahas berbagai destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul, berdurasi 24 menit, segmentasi penonton berusia 17-35 dan SES B. Program ini memiliki acuan program serupa yaitu My Trip My Adventure, Weekend List, dan Ragam Indonesia. Program ini telah selesai diproduksi melalui tahapan produksi dari pra hingga pasca dan dipasarkan dengan pendekatan strategi produser berupa segmentasi psikografis. Segmentasi yang dipilih adalah segmentasi psikografis karena program yang dibuat berdasarkan fokus dalam mempelajari sikap konsumen yaitu keinginan untuk berwisata. Segmentasi psikografis menjadi metode yg dilakukan oleh produser untuk bisa memahami perasaan konsumen secara lebih baik, sehingga pemasaran bisa dilakukan secara lebih tepat. //ir

Oleh Syifa Sapphira

Kreativitas Produser dalam Produksi Feature Televisi D'Coration Edisi "Desain Interior Simpel dan Multifungsi

Program feature televisi ‘D’Coration’ merupakan program yang memberikan informasi mengenai home decor secara mendalam dari berbagai sudut pandang dan dikemas dengan beberapa sub format. Penulis sebagai produser berkonsentrasi merumuskan dan mengembangkan ide yang sudah ada dengan ide baru guna memberikan pembeda atau ciri khas terhadap program yang sejenis. Tujuan pembuatan karya ini yakni untuk memberikan informasi kepada penonton mengenai home decor yang kian hari semakin berkembang. Metode yang digunakan penulis dalam mendukung produksi program ini yaitu observasi literatur serta karya yang telah diproduksi sebelumnya. Metode wawancara kepada ahli yang berkompeten juga penulis gunakan untuk memperkuat hasil riset mengenai ide yang penulis rumuskan. Program ‘D’Coration’ berisikan tiga sequence yang masing - masing berisikan informasi penting dan menarik. Selain itu, program ini disajikan melalui berbagai sub format, diantaranya statement, tutorial, dan daily mini vlog. Sub format statement dihadirkan untuk menjelaskan hal-hal penting mengenai home décor yang disampaikan oleh para ahli dibidangnya. Sub format tutorial dihadirkan guna memberikan informasi kepada penonton mengenai cara membuat sesuatu yang bermanfaat. Adapun inovasi yang penulis tuangkan dalam program ‘D’Coration’ ini yaitu menambahkan sub format daily mini vlog yang jarang muncul pada program feature sebelumnya. Tujuan penambahan sub format daily mini vlog ini yaitu untuk memperjelas tekstur dan bahan suatu properti pada home decor yang memiliki detail unik dengan sajian gambar yang cenderung menggunakan type shot close up. Dengan kreativitas yang penulis tuangkan dalam program ‘D’Coration ini dapat memenuhi kebutuhan penonton mengenai home décor dengan penyajian program berbentuk feature yang menarik serta informatif. //ir

Oleh Felina Arni Dwi Kana

Penyutradaraan Dokumenter Televisi "Potret Indonesiaku" Episode "Tori Bunggu: Dilema Antara Tradisi dan Modernisasi"

Penyutradaraan Dokumenter Televisi “Potret Indonesiaku” Episode “Tori Bunggu: Dilema Antara Tradisi Dan Modernisasi” Tori Bunggu terletak di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Tori yang awalnya hidup berpindah-pindah atau nomaden. Tori Bunggu awalnya hidup berpindah-pindah atau nomaden dan menutup diri dari dunia luar. Namun, seiring perkembangan zaman Tori Bunggu sudah meninggalkan kebiasan berpindah-pindah atau nomaden dan mulai tersentuh oleh modernisasi. Sehingga mereka pun mulai terbuka dengan masyarakat luar. Perlahan tradisi Tori Bunggu mulai berubah ditengah modernisasi. Padahal pelestarian tradisi adalah hal yang penting karena tradisi merupakat identitas. Untuk menunjukkan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia dan juga realita sosial didalamnya. Dalam skripsi penciptaan penulis berperan sebagai Sutradara yang harus mampu menginterpretasikan naskah menjadi susunan gambar dan suara, dalam menginterpretasikan harus mengingat kepentingan penontonnya. Sutradara juga harus memahami bahwa sebuah shot hanyalah bagian dasar dari sebuah film dan program televisi. Oleh karena itu penulis harus memahami Element of the shot sebagai acuan saat produksi. Namun dalam produksi ini penulis fokus pada dua dari enam element of the shot yaitu Komposisi dan angle. Karya ini dikemas dalam sebuah dokumenter televisi Potret Indonesiaku episode Tori Bunggu: Dilema antara tradisi dan modernisasi. Program ini menggambarkan sebuah Indonesia yang kaya dengan adat istiadat, norma, kebudayaan dan kehidupan sosial yang menarik untuk dijadikan sebuah tontonan tapi juga harus mengajarkan sebuah filosofi hidup. //ir

Oleh Arwin Ramli

Penerapan Tangga Dramatik dalam Penulisan Naskah Drama Musikal Radio "Hiraeth"

Produksi karya berupa penciptaan naskah drama musikal radio “Hiraeth” bertujuan untuk memproduksi naskah dengan menerapkan tangga dramatik bertujuan meningkatkan kualitas penyampaian cerita, melalui penguatan tingkah laku tokoh-tokoh dalam drama, tak hanya berekspresi secara vocal tetapi juga terkonsep dan terencana dengan waktu dan target audience yang tepat sehingga menarik minat pendengar. Beragam program radio diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat pada era globalisasi saat ini. Drama musikal merupakan salah satu format yang dapat meninggalkan kesan lebih mendalam di benak pendengar. Peran musik dalam drama musikal memiliki fungsi dramatik untuk memperkuat emosi dan mendorong kemajuan cerita, sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami lebih baik. Program drama musikal radio berjudul Minggu bercerita episode “Hiraeth” bertujuan memberi hiburan dan motivasi kepada audience untuk mengisahkan perjalanan seorang remaja untuk mengapai cita-citanya. Agar program drama musikal radio “Hiraeth” dapat diproduksi diperlukan naskah, naskah merupakan acuan teks final yang memuat informasi tentang seluruh peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Penyusunan naskah dilakukan melalui tahapan pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam mengumpulkan kelengkapan data untuk penyusunan naskah, penulis melakukan eksplorasi dengan cara brainstorming, mendengarkan referensi program serupa melalui platform online dan studi pustaka sehingga data dan informasi dirasa lengkap untuk mendukung naskah. Penulisan naskah ini telah selesai direncanakan sebagai pedoman dalam memproduksi program drama musikal radio untuk memenuhi kebutuhan hiburan bagi pendengar. //ir

Oleh Nurul Aini

Penerapan Komposisi dan Shot Information pada Program Dokumenter Televisi "The Unseen" EPS "Ngaji Lelaku"

Penciptaan karya produksi dokumenter televisi “Unseen”, bertujuan menghasilkan sebuah dokumenter televisi yang obyektif dan faktual sehingga lebih informatif, dan dapat mengedukasi penonton tentang Pondok Ngaji Lelaku. Pada episode “Ngaji Lelaku” ini, program membahas tentang sebuah komunitas di Malang, Jawa Timur yang menjalankan ibadah sholat dengan menggunakan bahasa Indonesia. Cara beribadah komunitas Ngaji Lelaku yang tidak sama dengan masyarakat muslim pada umumnya ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Semua ide dan gagasan seorang sutradara dipertanggung jawabkan terhadap aspek kreatif, ditunjang dengan data-data yang diperoleh melalui observarsi, wawancara, dan statement dari beberapa narasumber. . Dalam dokumenter televisi jenis potret ini penulis menerapkan komposisi dan shot information. Penulis ingin memberikan gambaran mengenai pondok ngaji lelaku melalui gambar-gambar yang menarik dan informative serta dinamis sehingga dapat membuat penonton tidak merasa bosan saat menonton program ini. Untuk itu penerapan komposisi dan information shot digunakan sebagai pendekatan kepada penonton dengan target usia 18-45 tahun. Penerapan ini dituliskan dalam story board dan shooting script sebagai acuan pada saat produksi yang diawali dengan cuplikan video di daerah dekat pondok ngaji lelaku dan dilanjutkan dengan teaser tentang penyebaran islam di Indonesia setelah itu host akan bridging untuk masuk kedalam tema dan mengunjungi pondok ngaji lelaku dan MUI Kab. Malang. //ir

Oleh Eddo Zaki Ramadhani

Berita Terbaru